Selasa, 09 Februari 2010

resume 1

Resume Pertemuan 1

1. Pengertian dan Beberapa Asumsi Dasar Pendidikan Orang Dewasa

2. Tujuan dan Pertimbangan Filosofis Pendidikan Orang Dewasa


PENGERTIAN DAN BEBERAPA ASUMSI DASAR PENDIDIKAN ORANG DEWASA

Pendidikan sekarang tidak lagi dirumuskan sebagai upaya untuk mentransmisikan pengetahuan, tetapi dirumuskan sebagai suatu proses penemuan sepanjang hayat terhadap apa-apa yang dibutuhkan untuk diketahui.

Kata “andragogi” itu sendiri untuk pertama kali digunakan oleh Alexander Kapp pada tahun 1883, yang berarti merupakan proses pendidikan bagi seluruh orang dewasa cacad maupun tidak cacad secara berkelanjutan.

Dengan demikian andragogi dapat dirumuskan sebagai suatu ilmu (science) dan seni (art) dalam membantu orang dewasa belajar, (Knowles:1980).

Karakteristik Pendidikan Orang Dewasa

1. Orang dewasa telah memiliki lebih banyak pengalaman hidup. Belajar bagi orang dewasa haruslah berorientasi pada pengalaman-pengalaman yang telah mereka miliki.

2. Orang dewasa memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar. Orang dewasa termotivasi untuk belajar oleh karena ada keterpautannya dengan keinginan untuk memperoleh pekerjaan yang lebih baik, dan adanya rasa untuk berprestasi secara personal, keputusan, dan perwujudan diri.

3. Orang dewasa telah memiliki banyak peran dan tanggung jawab.

4. Kurang kepercayaan pada kemampuan diri untuk belajar kembali. Hal ini disebabkan oleh hilangnya kebiasaan belajar karena telah lama meninggalkan bangku sekolah. Dan juga terdapat kemungkinan berkurangnya kemampuan fisik yang menyertai proses penuaan.

5. Orang dewasa lebih beragam daripada pemuda.

6. Makna belajar bagi orang dewasa. Belajar adalah suatu proses mental, yang terjadi dalam benak seseorang yang melibatkan kegiatan berpikir. Pada hakikatnya belajar terjadi melalui pengalaman-pengalaman belajar yang didapat oleh orang yang belajar melalui interaksi terhadap lingkungan tempat ia berada.

Beberapa asumsi dasar dan implikasinya terhadap belajar.

1. Konsep diri. Orang dewasa memandang dirinya sudah mampu untuk sepenuhnya mengatur dirinya sendiri. Oleh karena itu, orang dewasa memerlukan perlakuan yang sifatnya menghargai, khususnya dalam pengambilan keputusan.

Beberapa implikasi dari asumsi konsep diri terhadap belajar bagi orang dewasa :

a. Iklim belajar diciptakan sesuai dengan keadaan orang dewasa.

b. Pebelajar diikutsertakan dalam mendiagnosa kebutuhan belajarnya.

c. Pebelajar dilibatkan dalam proses perencanaan belajarnya.

d. Dalam proses belajar mengajar merupakan tanggung jawab bersama antara pembelajar dan pebelajar.

e. Evaluasi belajar menekankan pada evaluasi diri.

2. Pengalaman. Bagi orang dewasa pengalaman adalah dirinya sendiri, ia merumuskan siapa dia, menciptakan identitas dirinya atas dasar seperangkat pengalaman yang unik.

Beberapa implikasi dari asumsi penglaman terhadap belajar bagi orang dewasa :

a. Proses belajar lebih ditekankan pada metode yang sifatnya menyadap pengalaman mereka seperti diskusi, metode kasus, metode isiden kritis, simulasi, latihan praktek, dan sejenisnya.

b. Penekanan pada proses belajar aplikasi praktis.

c. Penekanan dalam proses belajar adalah belajar dari penglaman.

3. Kesiapan untuk belajar. Masa kesiapan belajar bagi orang dewasa diakibatkan dari peran sosialnya. Implikasi :

a. Urutan kurikulum disusun berdasarkan tugas perkembangannya, bukan urutan logic mata pelajaran atau berdasarkan kebutuhan kelembagaan.

b. Adanya konsep mengenai tugas-tugas perkembangan pada orang dewasa akan memberikan petunjuk dalam belajar secara kelompok.

4. Orientasi terhadap belajar. Pendidikan bagi orang dewasa dipandang sebagai suatu proses untuk meningkatkan kemampuan dalam memecahkan masalah hidup yang ia hadapi. Implikasi :

a. Para pendidik berperan sebagai pemberi bantuan kepada orang yang belajar.

b. Kurikulum berorientasi kepada masalah.

c. Pengalaman belajar dirancang berdasarkan pula masalah atau perhatian yang ada di benak mereka.

TUJUAN DAN PERTIMABANGAN FILOSOFIS PENDIDIKAN ORANG DEWASA

Tujuan pendidikan orang dewasa secara umum :

1. Untuk membantu orang-orang melakukan penyesuaian psikologis terhadap kondisi social dan dunia alamiah mereka dengan melangkapinya aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

2. Melengkapi orang dewasa dengan keterampilan-keterampilan yang diperlukan guna menemukan dan memecahkan masalah yang mungkin mereka hadapi dengan menekankan pada keterampilan-ketrampilan memecahkan masalah dan tidak pada isi atau subject matter.

3. Untuk membantu orang dewasa merubah kondisi social mereka.

4. Untuk membantu orang dewasa menjadi individu yang bebas, individu-individu otonom.

Pertimbangan filosofis dalam pendidikan orang dewasa.

Berpikir filosofis bagi orang dewasa sangat diperlukan, karena cara itu merupakan suatu tahap yang membimbing seseorang “mengetahui prinsip-prinsip apa yang harus atau yang akan dilakukan”. Mrngembangkan cara berpikir filosofis merupakan proses penelitian tentang prinsip-prinsip atau hakikat yang di dalamnya mencakup penemuan dan pengembangan dari apa yang diyakini, khususnya tentang berbagai unsur-unsur dasar dari pendidikan untuk orang dewasa.

Metode berpikir filsafat bagi pendidikan orang dewasa membutuhkan sejumlah alasan mengapa hal itu diperlukan. Pertama, perlu adanya acuan-acuan pertnayaan apabila ingin menetapkan program yang akan datang, yaitu pertnayaan “apa itu”, “mengapa begitu”, dan “apa yang akan dilakukan”, yang dapat dijawab melalui pendekatan ilmiah dan filosofis. Kedua, pendidik sering kali merasa hanya bagian yang sangat kecil dari suatu lembaga / institusi yang besar, sehingga ia memandang lembaga itu sebagai suatu sumber acuan. Ketiga, pendidikan membutuhkan landasan untuk menilai keterkaitan antar persoalan / masalah. Keempat, pendidik perlu melihat keterkaitan antara pendidikan orang-orang dewasa dengan aktivitas masyarakat. Kelima, suatu cara berpikir filosofis yang dikembangkan dengan baik dapat menyiapkan pendidik melalui pendekatan yang terkait erat dengan pertanyaan mendasar.

Metode berpikir filsafat bagi pendidikan orang dewasa dapat didefinisikan sebagai suatu system, keyakinan yang dimiliki seorang pendidik untuk orang-orang dewasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar