Sabtu, 13 Februari 2010

resume pertemuan 2

Resume pertemuan 2
1. Prinsip, Perspektif Teroitis, dan Pendekatan Pendidikan Orang Dewasa
2. Keyakinan tentang Proses Belajar Mengajar Pendidikan Orang Dewasa


PRINSIP, PERSPEKTIF TEORITIS, DAN PENDEKATAN POD

Menurut Hommonds ada empat prinsip belajar yang dapat diaplikasikan untuk mempercepat proses perubahan perilaku belajar.
1. Prinsip praktik. Seseorang tidak akan belajar apapun apabila ia tidak melakukan sesuatu.
2. Prinsip hubungan. Kejadian-kejadian atau pengalaman-pengalaman yang terjadi di masa yang lalu dapat dijadikan pedoman untuk meramalkan akibat ataupun hasil dari suatu proses yang sedang dialami seseorang pada suatu saat. Hubungan-hubungan yang telah dilakukan oleh orang yang bersangkutan hasilnya akan diingat dalam kurun waktu yang cukup lama.
3. Prinsip akibat. Pernyataan emosi dalam proses belajar ditunjukkan oleh adanya rasa senang atau tidak senang terhadap sesuatu yang dipelajari atau juga oleh rasa puas ataupun tidak puas setelah mempelajari sesuatu. Apabila seseorang tidak menyukai subjek pembelajar, lingkungan belajar, ataupun rekan-rekannya sesama pebelajar, orang tersebut akan mengalami hambatan bahkan kegagalan dalam proses belajarnya. Begitu pula sebaliknya jika ia menyukai subjek pembelajar, lingkungan maupun rekan-rekannya maka proses belajar akan dapat mencapai tujuan yang dikehendaki.
4. Prinsip kesiapan. Tidak dapat diingkari bahwa prinsip ini akan menentukan manfaat yang dapat diperoleh seseorang dari suatu proses belajar. Baik secara fisik maupun mental untuk belajar akan berada dalam suatu keadaan yang memperkenankannya mencurahkan perhatian yang sepenuhnya kepada materi belajar yang sedang dihadapinya dan secara maksimal mengatasi rintangan-rintangan fisik maupun mental agar dapat berprestasi dengan baik, sehingga dapat berhasil menyelasaikan tugas-tugas yang dihadapinya.




Pespektif teoritis belajar orang dewasa.
A. Carl Rogers
Carl roger adalah seorang ahli ilmu jiwa humanistic yang menganjurkan perluasan penggunaan teknik psikoterapi dalam bidang pembelajaran. Menurut pendapatnya, peserta pebelajar dan pembelajar, hendaknya memiliki pemahaman yang mendalam mengenai diri mereka melalui pengalaman kelompok yang lebih intensif. Menurut Jarvis, belajar berpengalaman yang dikembagkan oleh Rogers mengandung ciri-ciri berikut :
• manusia memiliki potensi alamiah untuk pebelajar,
• kegiatan belajar terjadi ketika pebelajar menyadari relevansi pelajaran tesebut bagi dirinya,
• kegiatan belajar melibatkan perubahan dalam organisasi dan persepsi diri,
• kegiatan belajar yang mengancam persepsi diri lebih mudah dipahami / dirasakan dan diasimilasikan apabila ancaman luar masih minim,
• kegiatan belajar teradi bila pebelajar tidak merasakan takut,
• kebanyakan pelajaran penting diperoleh dengan cara melakukan,
• kegiatan belajar akan lebih mudah apabila pebelajar berpartisipasi secara bertanggung jawab dalam proses belajar,
• belajar yang diprakarsai diri sendiri, melibatkan keseluruhan pebelajar sebagai pribadi,
• rasa bebas, sifat kreatif, dan percaya diri memudahkan berlangsungnya proses belajar apabila pebelajar berani mengkritik dan menilai diri sendiri,
• banyak hasil belajar yang bermanfaat dalam masyarakat diperoleh dengan mempelajari proses dan memelihara keterbukaan untuk pengalaman sehingga proses perubahan tersebut mungkin tergabung ke dalam diri sendiri.

B. Paulo Freire
Menurut Freire, pendidikan dapat dirancang untuk percaya pada kemampuan pada diri pribadi (self affirmation) yang pada akhirnya menghasilkan perjuangan kemerdekaan, membebaskan diri dari belenggu penjajahan. Ia terkenal dengan gagasannya yang disebutnya conscientization yang mendorong ornag-orang untuk merdeka, membebaskan diri dari penjajahan, dan mengendalikan serta menentukan nasibnya dari konsep pendidikan yang berfungsi sebagai bank yang bertujuan untuk konformitas. Prinsip-prinsip dalam conscientization adalah :
• Tidak seorangpun yang dapat mengajar siapapun
• Tidak seorangpun yang belajar sendiri
• Orang-orang harus belajar bersama, bertindak di dalam dan pada dunia mereka.


C. Robert M. Gagne
Gagne mengajukan delapan tipe belajar, tujuh diantaranya dianggapnya sebagai suatu hierarki, dan yang kedelapan dapat terjadi pada setiap tingkatan.
1. Belajar berisyarat, suatu bentuk classical conditioning
2. Belajar stimulus-respon, sama dengan operant conditioning, yang responnya berbentuk ganjaran
3. Rangkaian motorik, belajar keterampilan
4. Rangkaian verbal, belajar dengan cara menghapal
5. Diskriminasi berganda, kemmpuan membedakan antara beberapa jenis gejala yang serupa
6. Belajar konsep, kemampuan berpikir abstrak yang mulai dipelajari pada masa remaja
7. Belajar aturan, kemampuan merespon terhadap keseluruhan isyarat
8. Belajar pemecahan masalah, menemukan jawaban terhadap situasi problematic.

D. Jack Mezirow
Mezirow menganggap pendidikan sebagai suatu kekuatan pembebasan individu dari belenggu dominasi budaya penjajah, namun ia melihat kemerdekaan dari perspektif yang lebih bersifat psikologis. Ia memusatkan perhatian pada konstruksi social dari realitas dan berpendapat bahwa kegiatan belajar sebagai suatu metode yang dapat digunakan untuk mengubah realita masyarakat. Ia juga memusatkan perhatian pada gagasan bahwa kegiatan belajar terjadi sebagai akibat dari refleksi pengalaman, sehingga karya-karyanya relevan dengan pemahaman proses belajar-membelajarkan dalam kehidupan social dan dalam situasi belajar secara non formal.
Selanjutnya ia menetapkan perbedaan tingkatan refleksi dan menetapkan tujuh tingkatan refleksi yang mungkin terjadi dalam masa kedewasaan, yaitu :
1. Reflesifitas; kesadaran akan persepsi khusus, arti dan perilaku
2. Refleksifitas afektif; kesadaran dan bagaimana individu merasa tentang apa yang dirasakan, dipikirkan, atau dilakukan
3. Refleksivitas diskriminasi; melihat kemanjuran persepsi, dan lain-lain
4. Refleksifitas pertimbangan, yakni membuat dan menjadikan sadar dan nilai pertimbangan yang dikemukakan
5. Refleksivitas konseptual; menilai kememadaian konsep yang digunakan untuk pertimbangan
6. Refleksifitas psikis; pengenalan kebiasaan membuat penilaian perasaan mengenai dasar informasi terbatas
7. Refleksifitas teoritis; kesadaran akan mengapa satu himpunan perspektif lebih atau kurang memadai untuk menjelaskan penglaman personal.

E. Malcom Knowles
Knowles terkenal dengan teori andragoginya oleh karena itu ia dianggap sebagai Bapak teori andragogi meskipun bukan dia yang pertama menggunakan istilah tersebut. Selain mengupas perspektif teoritis belajar bagi orang dewasa, ia juga mengupas perspektif teoritis pembelajaran orang dewasa, namun dalam ini pembahasan ditekankan pada perspektif teoritis belajar orang dewasa.


Pendekatan Pendidikan Orang Dewasa

1. Pendekatan pemusatan masalah
Suatu kurikulum yang berpusat pada masalah, mengarahkan pengalaman belajar pada kehidupan pebelajar sehari-hari, dan akan mempunyai manfaat secara langsung. Dalam pendekatan pemusatan pada masalah, diskusi kelompok dan berpikir sangat dipentingkan. Pada diskusi kelompok akan terjadi keterlibatan pebelajar sehingga terjalin hubungan saling percaya antara pebelajar dengan pembelajar, juga sesame pebelajar.
2. Pendekatan proyektif
3. Pendekatan apersepsi-interaksi
4. Pendekayan perwujudan diri sendiri. Cirri-ciri :
• Proses berpusat pada pebelajar
• Belajar sesame teman dalam kelompok
• Membantu timbulnya konsep diri yang positif
• Daya khayal yang berdaya cipta

Keyakinan-Keyakinan tentang Proses Belajar dan Pebelajar
Keyakinan-keyakinan tentang pebelajar orang dewasa berhubungan denagn unsure-unsur lain di dalam kerangka filosofi kerja pendidikan orang dewasa. Keyakinan-keyakinan tersebut logikanya sama dengan keyakinan kita tentang tujuan pendidikan orang dewasa dan tentang isi atau subject matternya.

1 komentar:

  1. Dini, saya sudah lihat posting 2 resume kamu.
    Coba perhatikan untuk kata serapan jangan lupa dicetak miring ya.

    Sesungguhnya, apakah kamu sudah memahami apa yang dikandung dalam resume tersebut?
    Jika sudah, coba buat uraian dengan menggunakan kata-katamu sendiri secara singkat dan padat untuk kedua resume tersebut.
    Beri label 'Andragogi Respon Individu 1 (ya)'

    Namun kalau kamu belum memahami, coba beri penjelasan. Saat memposting beri label 'Andragogi Respon Individu 1(tidak).

    sebelum 26 Feb 2010 sudah diposting ya..

    thanks,
    take care.

    BalasHapus